Mantan Pangulu Siborna DS dinilai meninggalkan ‘warisan’ proyek yang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu pemerintah diminta mengaudit ulang proyek pembangunan pengerasan jalan di Huta Simpang Bah Birong Ulu, Nagori Siborna Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Sumatera Utara yang bersumber dari Dana Desa Tahun 2021 dengan anggaran Rp 92.283.000.
Pasalnya proyek tersebut dinilai mubajir dan tidak bermanfaat karena selain membuang uang negara juga menyebabkan masyarakat tidak lagi menanam padi karena air sudah tidak lagi mengalir.
Hal tersebut dikatakan ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pembela Kemerdekaan Masyarakat (LSM PAKAR) Kabupaten Simalungun Bernard Vernandus Simanjuntak kepada sejumlah wartawan, Rabu (3/5/2023) sekira jam 10.30 Wib.
Dikatakannya proyek tersebut patut dicurigai sebagai alat untuk menghabiskan anggaran alias kejar target. Karena proyek itu sangatlah tidak berguna kepada petani disekitar.
“Sebelumnya kan sudah ada jalan usaha tani dan irigasi disini. Kenapalah harus ditutupi dengan pengerasan atau cor. Ini kan tidak ada manfaatnya malah menutup irigasi sehingga air tidak mengalir,” ujarnya.
Menurut Bernat hal itu sudah pernah ditanya kepada pangulu waktu itu dijabat oleh Darwin Sihombing saat rapat di kantor kepala desa terkait dibangunnya cor jalan dan oleh pangulu kala itu menjawab sudah sesuai dengan hasil rapat dengan masyarakat.
Bernarf menambahkan proyek tersebut mrnimbulkan masalah baru karena air menjadi tidak lagi mengalir dan bahkan saat ini irigasi tersebut sudah tidak berfungsi lagi karena sudah dipenuhi rumput dan pasir.
“Jadi patut diduga pengerjaan proyek tersebut hanya untuk menghabiskan anggaran saja. Makanya kita minta ini harus diaudit ulang,”ujarnya seraya mengatakan dugaan keterlibatan ketua maujana yang turut kong kali kong dalam proyek tersebut.
Sementara itu salah seorang warga pemilik ladang disekitar lokasi proyek bermarga Siahaan saat ditemui dilokasi, Senin (3/5/2023) sekira jam 10.30 Wib
mengaku resah dan keberatan dengan proyek tersebut. Menurutnya sebelum membangun pihak desa tidak pernah mensosialisasikannya kepda masyarakat.
“Kami semua warga disini khususnya petani di sekitar proyek ini merasa keberatan. Kami mohon pemerintah membuka kembali irigasinya agar kami bisa menanam padi lagi. Kalau jagung aja kami tanam kek mana kami mau makan,”ujarnya.
Pantauan dilokasi terlihat irigasi yang sebelumnya sudah ada dilakukan pengerasan dengan membangun cor dengan menutupi irigasi sepanjang 70 M dan juga membangun kembali tembok penahan tanah disamping bangunan yang lama.
Juga terlihat dikedua ujung saluran irigasi yang lama ditutup sehingga air tidak bisa keluar masuk. Dan kalau pun ada air misalnya hujan pasti meluap.
Parahnya lagi tembok penahan tanah sudah banyak yang roboh akibat dari saluran irigasi yang sudah tidak mengalir sehingga airnya meluap menyebabkan tembok menjadi roboh.
Selain proyek pengerasan jalan tersebut warga juga memprotes pembangunan Plat Duiker di Dusun Hutabagasan yang juga tidak ada fungsinya kemasyarakat.
Sementara itu mantan Pangulu Siborna Darwin Sihombing ketika dikonfiasi via Aplikasi Whatsapp mengatakan jika tujuan pembamgunan jalan tersebut adalah untuk langsung ke terusan pembukaan jalan usaha tani. Namun akibat Covid yang terjadi makanya bangunannya gantung.
‘Imadah…ml tujuan ni dalani ng langsung tu tanah terusan pembukaan jalan usaha tani..jdi alani covit nabaruon do gb gantung sude,” ( itulah.. kalau tujuan jalan itu sudah langsubg ke terusan pembukaan jaka usaha tani. Jadi karena Vovid yang lalu makanya jadi gantung semua),” jawabnya melalui Wanya seraya mengatakan saat ini lagi kumat sakit asam uratnya. (Tohap)
TAPTENG - MEDIAMASIP Kapolres Tapanuli Tengah (Tapteng) AKBP Basa Emden Banjarnahor turun melakukan peninjauan langsung pengecekan gudang logistik Pemilu 2024...
MEDAN - MEDIAMASIP Kepolisiam Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) dan polres jajaran terus melakukan penindakan terhadap para pelaku jaringan peredaran...
Discussion about this post