SIBOLGA – MEDIAMASIP
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaringan Pendamping Kebijakan Pembanguan (JPKP) Sumatera Utara (Sumut) Rudy Chairuriza Tanjung bersama dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) JPKP Sibolga soroti Pelanggaran Hukum Keselamatan para penumpang Ferry Penyebarangan Jurusan Sibolga – Gunung Sitoli, Rabu (10/01/24).
Dari hasil pemantauan JPKP, keras dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan pihak Pelabuhan ASP Sambas dengan salah satu Perusahaan Penyeberangan Swasta sudah melanggar UU keselamatan penumpang, sehingga berdampak membahayakan penumpang umum pengguna layanan jasa penyeberangan swasta dan merugikan Keuangan Negara.
Pasalnya terpantau lebih kurang 8 unit mobil tangki Pertamina membawa Pasokan Gas Elpiji ke Pulau Nias di angkut dengan menggunakan kapal swasta yang juga mengangkut ratusan penumpang umum yang hendak menyeberang ke Kepulauan Nias, hal ini sangat berbahaya dan sangat beresiko sekali.
Dugaan praktik persengkokolan ini disinyalir sudah lama berjalan, sehingga kitapun harus mengecek berapa sebenarnya biaya yang dianggarkan Pertamina untuk menyeberangkan Tiap-tiap mobil tangki pertamina dari Sibolga ke Kepulauan Nias. Kalau terbukti dianggarkan lebih dari tarif menggunakan kapal swasta yang membawa penumpang umum tersebut, hal ini sungguh sangat tidak bisa ditoleransi lagi. Penumpang umum dikapal itu harus dihadapkan dengan bahaya yang mereka tidak tau kapan saja bahaya itu bisa terjadi kepada mereka.
Rudy Chairuriza Tanjung, SH selaku Ketua DPW JPKP Sumut mengatakan, perbuatan yang dilakukan pihak Pertamina dan Pelabuhan ASP Sibolga, Belawan serta Perusahaan Pelayaran Swasta tersebut telah melanggar hukum sebagaimana tertuang Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan nomor 16 tahun 2021 tentang Tata Cara Penanganan dan pengangkutan barang berbahaya di pelabuhan pasal 3, 4 dan 29.
Dalih pihak ASP hal tersebut diperbolehkan karena adanya Peraturan Dirjen Perhubungan Laut Nomor : HK.103/2/19/DJPL Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Kelayakan Angkutan Kapal.
“Ingat, peraturan tersebut digunakan cuma aturan toleransi kepada pengangkutan BBM ke daerah terpencil, hal tersebut menyatakan “jika tidak ada Kapal – kapal yang tidak punya spesifikasi khusus,” tutur Ketua DPW JPKP.
“Pertanyaannya, apakah Sibolga tidak punya kapal khusus,,?
Lanjutnya menerangkan, dan yang bukan kapal khusus bila mengangkut truk Bahan Bakar yang termasuk golongan benda berbahaya tersebut juga harus melewati proses pemeriksaan Marine Inspektur tentang kelengkapan Alat-alat keselamatan dan pencegahan jika terjadi sesuatu insiden yang tidak di inginkan dan barang barang berbahaya itu wajib ada LAP (Laporan Asal Barang).
“Dan yang paling utama yakni, kapal itu juga tidak boleh menerima atau mengangkut penumpang biasanya. Artinya, kapal itu khusus bawa barang berbahaya itu saja, tidak boleh ada penumpang,” paparnya.
“Linton Sihotang selalu Ketua DPD JPKP Sibolga sempat menentang keras truk Pertamina membawa gas tersebut untuk naik ke kapal swasta, akan tetapi dihalangi oleh pihak ASP,” katanya lagi.
Maka terkait hal ini JPKP Sumatera Utara telah menyampaikan laporan ini kepada Bapak Maret Samuel Sueken selalu Ketua Umum JPKP untuk menindaklanjuti proses laporan kami ke tingkat pemerintah pusat, agar mendapatkan atensi yang serius, sebelum jatuhnya korban manusia yang tidak berdosa akibat kepentingan oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sementara saat dikonfirmasi, Kamis (11/1/2024) pihak Pelabuhan KUPT Pelabuhan ASP Sibolga, Thoib melalui Whatsap miliknya dengan nomor 08126413xxxx balas pesannya. “Coba koordinasi dengan Balai Penyeberangan Transportasi Darat (BPTD) soalnya mereka bidang regulasi, kalo ASP cuma pelayanan jasa restribusi, mohon maaf juga saat ini saya lagi sakit,” singkatnya. (Ded)
Editor: Tohap Manurung,SH
Discussion about this post