Pematangsiantar, Media Masip
Situasi tegang menyelimuti Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kota Pematangsiantar pada hari Rabu (24/04). Alwi Adrian Lumbangaol, Kepala Bidang Aset di BPKPD, terlihat tergesa-gesa dan gelisah saat meninggalkan kantor, meninggalkan wartawan yang sudah menantinya dengan sejumlah pertanyaan penting yang tak terjawab.
Ketegangan ini bermula saat Alwi di foto oleh wartawan yang telah lama menunggu di depan kantor, tampak panik saat wartawan mulai mengambil gambarnya. “Kok di foto-foto pulak? Tak usah lah di foto-foto, nanti aja kita komunikasi melalui WhatsApp,” ucapnya cepat sambil bergegas menuju area parkiran.
Perginya Alwi tanpa memberikan konfirmasi atau klarifikasi mengenai isu dugaan penyerobotan lahan yang melibatkan Rumah Sakit Vita Insani hanya menambah deretan spekulasi dan kecurigaan yang menggelayuti pengelolaan aset oleh BPKPD. Masyarakat semakin bertanya-tanya mengenai keabsahan tindakan-tindakan yang telah diambil oleh lembaga tersebut, khususnya berkaitan dengan penutupan saluran irigasi oleh RS Vita Insani yang diduga kuat sebagai penyebab utama masalah banjir yang meresahkan masyarakat.
Keengganan Alwi untuk berbicara dengan media hanya membuat praduga dan kekhawatiran masyarakat semakin kuat. Meskipun upaya untuk mendapatkan penjelasan resmi dari pihak BPKPD, sampai saat ini belum ada keterangan yang bisa membantu memperjelas situasi.
Desakan dari masyarakat Pematangsiantar untuk transparansi dan tindakan konkret dari pemerintah kota semakin meningkat. Keterlibatan Rumah Sakit Vita Insani dalam kontroversi ini menambah beban masalah pada pemerintah kota, yang sudah sepatutnya memberikan prioritas pada pengelolaan sumber daya kota dengan lebih baik dan bertanggung jawab.
Keterbukaan informasi dan tindakan nyata menjadi sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan menyelesaikan masalah yang sudah terlalu lama mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat Pematangsiantar.(PS)
Discussion about this post