Khotbah Minggu 2 Maret 2025
Oleh : cPdt. Andreas Kristofel Simamora, S.Fil.
Saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus, Firman yang menjadi renungan untuk kita tertulis pada kitab Keluaran 34:35
Demikian bunyinya : Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara kepada Tuhan.
Saudara, ada pepatah mengatakan : sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Ada banyak perspektif yang bisa kita pahami dari peribahasa ini, bisa jadi kita terlalu ambisius dalam sesuatu sehingga kita terjatuh. Sering kali kita mengalami hal yang sama di dalam peribahasa tersebut, memang sangat menggelitik namun tentunya punya makna yang sangat besar bagi umat kristen secara umum. Saudara, kalau kita menginginkan sesuatu yang belum bisa kita gapai, apakah kita harus mengejarnya ? Jawaban yang umumnya dilontarkan adalah “Iya”. Nah, pada saat ini kita sering melupakan sesuatu yang sifatnya permanen atau seumur hidup, contohnya adalah ketika kita melihat diri kita, apakah kita pernah merasa bahwa hidup kita ini hanya sementara ? jawabannya tentu “Iya”. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup atau mati kita ada di tangan Tuhan. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita memuliakan Tuhan dalam hidup ini?
Saudaraku, ada hal yang menarik melalui ayat ini, ketika kita berbicara tentang “Wajah” tentunya ada banyak pemahaman terkait itu. Kalau manusia tidak ada wajah tentunya sulit untuk dikenali. Kalau manusia tidak punya kepala, barangkali dia tidak akan bisa hidup di dunia ini. Kalau manusia tidak punya tangan, barangkali masih ada kesempatan untuk hidup di dunia ini dan merupakan orang yang mensyukuri hidupnya. Kita sering kali membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Persoalan ini adalah persoalan yang biasa kita lakukan. Namun, jika kita bawa arah nats ini, berkaitan dengan Kemuliaan Tuhan. kata Wajah yang dimaksud adalah “Kemuliaan”, “Keagungan”, “Kesetiaan”, “Kemegahan”.
Tuhan menciptakan kita sebagai umat yang harus menyembah dan memuliakan nama Tuhan, seharusnya tidak ada kata perbandingan yang membuat hubungan kita dengan Tuhan ada jaraknya. Persoalan kita saat ini, kita sudah diberikan wajah oleh Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, tetapi kita justru menyalahgunakan kesempatan itu yang berujung kepada kesia-siaan. Mazmur 44:27 : Bersiaplah menolong kami, bebaskanlah kami karena kasih setiaMu!. Kita diselamatkan oleh Dia, kita diberkati sampai selamanya, kita tidak pernah dibuat merasakan kesendirian. Semua Tuhan atur demi kebaikan kita. Saudara, dalam nats ini kita diajak untuk selalu meninggikan nama Tuhan dalam hidup kita, baik di saat suka maupun duka. Jika kita selalu mengingat Tuhan pasti akan terjaga, Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang mampu melawan kita ? Mari untuk meninggalkan kebiasaan lama dalam hidup kita, carilah Tuhan dalam pekerjaanmu.
Amin, Tuhan Memberkati.
Discussion about this post