Minggu Sexagesima 12 Pebruari 2023
MAZMUR 119: 1- 8
Oleh: Pdt Dr Deonal Sinaga (Kadep Koinonia HKBP)
“Hidup Menurut Taurat Tuhan…!”
Sahabat yang baik hati, selamat hari Minggu dan salam dari Rura Silindung! Firman Tuhan pada Minggu Sexagesima hari ini (Mzm. 119: 1-8) adalah bahagian paling awal dari satu pasal terpanjang dalam kitab Mazmur. Mazmur 119 ini secara keseluruhan mengajarkan jalan hidup yang harus ditempuh orang beriman.
Saudaraku, setiap orang ingin hidup bahagia, bukan? Setiap keluarga mencita-citakan kebahagiaan. Saudara dan saya tentunya mendambakan kebahagiaan. Karena itu, berbagai upaya kita lakukan dan tips-tips hidup bahagia kita pelajari, demi menggapai harta paling berharga ini.
Ada banyak hikmat dan pikiran-pikiran brillian yang menawarkan jalan hidup bahagia. Ada banyak buku populer bahkan tidak jarang yang menjadi Best-Seller yang mengulas tentang cara hidup bahagia. Misalnya buku John Gray “Men are from Mars, Women are from Venus” menjadi bacaan terpopuler puluhan tahun lalu di seluruh dunia karena menawarkan tips-tips dan cara merajut kehidupan keluarga yang harmonis.
Walt Disney, sebagai contoh mengatakan, _“Happiness is a state of mind. It’s just according to the way you look at things.”_ Menurut Disney, ‘kebahagiaan adalah suasana pikiran kita. Itu hanyalah cara kita memandang sesuatu.’ Tentunya pikiran ini sangat menentukan cara kerja perusahaan Disney yang menjadikan kebahagiaan sebagai bisnis terbesar melalui karya-karyanya. Pernyataan misi Disney adalah _“Making people happy_ – membuat orang bahagia.”
Semua ini sangat baik. Buku-buku dan tips-tips hidup bahagia ini sangat penting untuk dipelajari. Itu akan sangat membantu saudara menggapai kehidupan yang lebih harmonis, lebih bersemangat, lebih kuat, dan tentunya lebih bahagia. Saya rekomendasikan supaya saudara terus mempelajarinya dan membaca buku-buku motivasi yang sangat berguna.
Pada waktu yang sama, saya tidak ragu menyatakan bahwa sumber utama, terbaik, serta paling tepat untuk mendapatkan kebahagiaan hidup ini adalah Firman Tuhan. “Berbahagialah orang yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dan yang merenungkannya siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mzm.1)
Pohon rindang berbuah banyak di tepi aliran air merupakan gambaran kehidupan yang sempurna: tangguh dan percaya diri, kuat dan tahan terhadap segala ancaman. Terlebih dengan ungkapan: apa saja yang diperbuatnya berhasil. Siapa yang tidak menginginkan kehidupan yang demikian?
Itu lebih dari segalanya. Lebih dari segala kekayaan. Lebih dari segala kuasa dan kehormatan. Lebih dari segala popularitas dan gemerlanya hidup di dunia ini. Orang yang yang sudah mendapatkannya adalah orang yang paling bahagia. Dia tidak perlu takut dan khawatir akan apa pun di dunia ini. Dalam bahasa Batak itu dikatakan ‘Martua.”
Martua atau hidup bahagia yang dimaksudkan lebih dari sekedar perasaan puas atau senang karena mendapatkan sesuatau yang diinginkan. Atau, suasana hati gembira bahkan euphoria karena kemenangan Tim Sepakbola favorit. Kebahagiaan jenis itu hanyalah sementara (temporer) yang bisa hilang dalam sekejap.
Tetapi “Tua atau kebahagiaan” yang dimaksudkan dalam Mazmur ini (khususnya Mzm. 119) ini memiliki makna yang lebih dalam dan luas, yakni realitas hidup dalam kepenuhan (damai sejahtera, sukacita, harmonis, dan bersyukur). Kenyataan ini benar-benar hadir dalam diri orang yang dianugerahi kebahagaiaan itu, apa pun yang terjadi di dunia ini.
Orang yang hidup menurut Taurat Tuhan sudah pasti: berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; mencari Dia dengan segenap hati, berhati jujur, bersikap adil. Kualitas-kualitas ini saling terkait satu dengan yang lain, bagai dua sisi dari uang logam. Yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Karena itu, dia tidak akan mau duduk bersama orang jahat dan merencanakan kejahatan, berbohong atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Taurat Tuhan.
“Tua atau kebahagiaan” sudah melekat dalam dirinya sebagai konsekuensi dari kecintaan dan ketaatannya pada Taurat Tuhan. Dia taat dan setia bukan karena disuruh, diperintah, apalagi dipaksa. Kebahagiaan itu sudah menjadi miliknya. Tidak seorang pun dan tak ada sesuatu apa pun di dunia ini yang dapat merampas itu dari dalam dirinya, kecuali dia sendiri yang menyerahkannya.
Saudaraku, sekarang kita berada di Minggu Sexagesima – 60 Hari sebelum kebangkitan Kristus. Sekarang kita diingatkan untuk merenungkan pelayanan, pengajaran, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus dalam hari-hari atau minggu-minggu yang sudah dekat di depan mata! Satu pribadi yang paling “Martua” adalah Yesus.
Sesungguhnya, Yesuslah satu-satunya pribadi yang pernah lahir di dunia ini yang dengan sempurna menunjukkan kecintaan, kesetiaan, dan ketaatan-Nya pada Hukum Taurat. Dia tidak bercacat atau bercela. Selama hidup-Nya di dunia ini, hingga kematian-Nya, Dia menuruti segala perintah dan ketetapan Allah. Dia benar-benar mencari Allah dengan segenap hati. Dia memang sangat dekat dengan Allah Bapa. Karena itu, Yesuslah pribadi yang paling ‘Martua.”
Kita juga adalah orang-orang yang berbahagia “Jolma na Martua do hita,” namun bukan karena ketaatan kita yang sempurna dan tidak bercela. Kita menjadi “Martua” adalah karena anugerah Allah melalui pribadi yang menunjukkan ketaatan yang sempurna – tanpa cacat dan cela itu, yakni Yesus Kristus sendiri.
Karena itu, kita patut bersyukur dan bersukacita! Pada waktu yang sama, sebagai ungkapan rasa syukur kita, kita juga dituntut untuk menunjukkan ketaatan pada Taurat Tuhan dan kerinduan mencari Tuhan dengan segenap hati!
_Dear friends, wherever you are and whatever you do, I wish you all the best and a very happy Sunday! We live in hope of the amazing grace that saves us and grant us eternal life! Blessed by God’s grace in Jesus Christ our Saviour! Therefor be happy and smile!_
Discussion about this post