SIMALUNGUN – MEDIAMASIP
Bawaslu Simalungun akan menjalin kerja sama dengan media dalam melakukan pengawasan Pemilu 2024.
Hal tersebut dijanjikan Ketua Bawaslu Simalungun M Choir Nasution bersama Koordinator Divisi Pencegahan Bawaslu Simalungun M Adil Saragih, didampingi Kepala Sekretariat Bawaslu Simalungun Saprul saat membuka sosialisasi peran media massa dalam pengawasan Pemilu 2024, Jumat (23/12/2022) di Hotel Batavia, Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Siantar, Sumatera Utara.
Pada sosialisasi itu, Bawaslu menghadirkan nara sumber dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan Imran Nasution dan Ketua PWI Perwakilan Simalungun Hasuna Damanik.
Sedangkan peserta dari organisasi jurnalis hadir KWRI dan organisasi perusahaan media, JMSI serta SMSI.
Selain itu, turut hadir mahasiswa dan sejumlah Panwascam se Kabupaten Simalungun.
Saat membuka sosialisasi, baik M Choir Nasution maupun M Adil Saragih, menjanjikan, Bawaslu Simalungun akan menjalin kerja sama dengan media dalam melakukan pengawasan Pemilu 2024.
“Semoga kita bisa mengawal Pemilu 2024 ini. Bila perlu ada MoU. Tahun 2023, bisa dilakukan teken meneken, apa saja yang kita kerjasamakan,” ucap Adil Saragih.
Adil Saragih yakin, dengan adanya kerja sama antara media dengan Bawaslu, maka Pemilu dapat berlangsung dengan baik. “Bila kerja sama, pasti Pemilu 2024 berlangsung damai dan berkualitas,” ujarnya.
Dengan media, sebut Adil, Bawaslu juga akan membangun kerja sama dengan sejumlah organisasi kemahasiswaan.
Hal senada disampaikan Ketua Bawaslu Simalungun M Choir Nasution. Katanya, beranjak dari hasil Pemilu 2019 yang lalu, sebelumnya terkait penyelenggaraan Pemilu, Simalungun berada di zona merah. Saat ini, Simalungun telah berada di zona hijau.
“Sebelumnya Simalungun zona merah. Sekarang zona hijau. Ini diharapkan dapat dipertahankan. Dengan kerja sama (dengan media), ini dapat dipertahankan,” tutur M Choir Nasution.
Sementara, pada sesi sosialisasi, Imran Nasution yang juga Anggota Majelis Etik AJI Medan, dalam pemaparannya menegaskan pentingnya media menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya.
Serta, sebut Imran, jurnalis (wartawan) melalui medianya, juga harus bertanggungjawab untuk meluruskan berita bohong yang banyak beredar di media sosial (medsos). “Agar pers meluruskan berita-berita bohong,” tandas Imran.
Tak lupa, Imran juga mengingatkan, berita hoaks yang banyak beredar di medsos merupakan produk dari orang pintar yang jahat.
Sehingga Imran mengingatkan, agar masyarakat lebih teliti ketika hendak “menshare” suatu informasi di medsos. Agar tidak terjebak “permainan” orang pintar yang jahat.
“Yang membuat hoaks itu orang pintar, tapi jahat. Lalu disebarkan oleh orang baik, tapi bodoh. Jadi jangan mau diakal-akali,” kata Imran. (Tohap)
Discussion about this post