QSIANTAR – MEDIAMASIP
Ketua Musyawarah Kerja Gotong Royong (MKGR) Kota Pematangsiantar Ir Daud Simanjuntak MM menilai kepemimpinan dr Susanti Dewayani Sp.A tidak layak dilanjutkan karena meninggalkan banyak permasalahan yang sangat krusial.
Hal tersebut dikatakan Daud Simanjuntak yang juga Anggota DPRD Kota Pematangsiantar melalui Siaran Persnya kepada Media Masip.Com, Rabu (9/10/2024) sekira jam 12.00 Wib.
Dikatakannya berbagai permasalahan krusial tersebut adalah mulai dari permasalahan sampah yang menggunung setinggi 30 meter lebih tanpa pengelolaan yang terukur sehingga menimbulkan polusi udara di lingkungan sekitar radius 1 KM dan sudah bertahun tahun.
“Padahal gunungan sampah itu bisa diolah menjadi punya nilai ekonomi Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD),”tulisnya.
Selain masalah sampah, Daud juga mengomentari masalah Pasar Horas dan Pasar Dwikora, masalah banjir dan juga kenaikan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) sampai ribuan persen tanpa kajian yang terukur.
Berikut Pers Release Ir Daud Simanjuntak yang dikirim ke Redaksi Media Masip.Com.
*#Siantar Darurat Masalah Krusial#
1.Sampah menggunung setinggi 30 meter lebih tanpa pengelolaan yg terukur bahkan sudah menimbulkan polusi udara lingkungan warga sekitar sampai radius 1 KM selama bertahun- tahun, padahal gunungan sampah itu bisa diolah menjadi punya nilai ekonomi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2.Pasar Horas & pasar Dwikora yang semberawut, kumuh, penggunaan trotoar yang “merampok” hak pejalan kaki, diperparah lagi lalu lintas di sekitarnya yg semberawut.
3.Pengelolaan RSU dr.Djasamen Saragih dlm melayani pasien yang “jalan di tempat”, tak mampu menjadi daya tarik kota Siantar bagi warga Siantar maupun kabupaten/kota di Sumut.
4.Banjir dimana-mana bila hujan deras turun tapi WALIKOTA MASIH BISA TIDUR LELAP; kualitas drainase kota yg tidak tertata dengan baik.
5.Pelaksanaan proyek pembangunan fisik yg dengan sengaja selalu dilakukan di penghujung tahun dengan potensi cuaca penghujan yg sangat beresiko mengurangi kualitas pekerjaan proyek fisik. Padahal sesungguhnya pekerjaan proyek fisik tsb bisa dilaksanakan paling lambat bulan Juni setiap tahunnya. Perencanaan & pelaksanaan tahapan program/kegiatan SANGAT LAMBAN – TIDAK TERUKUR.
6. Pengelolaan pendataan warga penerims bansos yg sangat berbelit-belit, tidak tepat sasaran, masih jauh dari rasa keadilan yg sesungguhnya, Walikota masih bisa tersenyum di saat ada warganya yg terzolimi dari rasa keadilan.
7. Walikota menaikkan pajak PBB sampai RIBUAN PERSEN selama 2 tahun berturut-turut TANPA KAJIAN YANG TERUKUR. Jeritan warga yang masih baru terdampak Covid 19 nyaris tidak didengar Walikota yang nyaris TANPA EMPATY.
8. Ranking tingkat toleransi kota Siantar melorot jauh bahkan tak masuk lagi 10 besar, & Walikotanya MASIH BISA TERSENYUM tanpa beban.
9. Irigasi pertanian rusak di berbagai titik lokasi, tapi Walikota masih bisa tersenyum tidak melihat & mendengar jeritan para petani yg sawahnya tidak bisa di-airi. Potensi lahan pertanian selalu TERABAIKAN SIA-SIA.
10. Dan masih banyak lagi masalah krusial lainnya yg dipertontonkan sehari-harinya di hadapan kita.
Artinya: *#JUJUR MENILAI ITU HEBAT & SANGAT MENDESAK UNTUK MENGGANTI WALIKOTA#* (rel/ tohap)
Discussion about this post