Hidup Menurut Ketetapan Allah…
Oleh: Pdt Dr Deonal Sinaga ( Kadep Koinonia HKBP)
Nats Alkitab: Yehezkiel 36: 22-27
Nama Minggu: Quasimodogeniti,
16 April 2023
“Hidup Menurut Ketetapan Allah…!” Sahabat yang baik hati, selamat hari Minggu dan Salam dari Rura Silindung! Firman Tuhan pada Minggu Quasimodogeniti hari ini (Yeh. 36: 22-27) mengingatkan kita bahwa Tuhan berkuasa atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Apa pun yang ditetapkan-Nya akan terjadi.
Jika Tuhan telah berfirman, maka itu akan terjadi. Sekali Dia menetapkan, tidak ada yang dapat mengubahnya. Hal ini benar dalam kehidupan personal, komunal, nasional, bahkan global. Tidak ada yang terjadi di luar kendali dan kekuasaan Allah. Sesungguhnya, Dialah yang berkuasa di atas segalanya.
Minggu Quasimodogeniti (yang berarti seperti bayi yang baru lahir) mengingatkan akan kebenaran ini. Bahwa kita adalah seperti bayi yang lemah dan bergantung pada susu murni dari seorang ibu. Demikianlah kita sebagai umat yang Tuhan tebus melalui pengorbanan Anak-Nya Yesus Kristus benar-benar bergantung pada Firman Tuhan. Dengan demikian kita dimungkinkan untuk bertumbuh dan semakin dewasa dalam iman.
Jika kita bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan dan semakin dewasa, maka Tuhan dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan dalam kita. Kita juga akan mampu menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, bahkan ancaman apa pun. Dan kita akan bangkit sebagai pemenang – orang yang menang bersama Kristus yang telah menang mengalahkan maut.
Firman Tuhan dari kitab Yehezkiel hari ini memberikan pengajaran berharga. Yehezkiel sendiri adalah seorang nabi yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan dan melayani umat-Nya pada masa-masa pembuangan Babelonia. Pasukan Raja Nebukadnesar mengangkut dia bersama-sama dengan penduduk Yehuda ke pembuangan.
Tuhan telah menghukum mereka. Yehezkiel sendiri telah melihat kejahatan yang mereka lakukan. Tangan mereka penuh dengan darah. Hati mereka menjauh dari Tuhan Allahnya Abraham, Ishak, dan Yakub. Yehuda telah menjadi tanah yang berlumur dosa, di mana kejahatan dan ketidakadilan telah menggurita di semua sektor kehidupan. Karena itu, apa yang terjadi kepada mereka adalah hukuman atas dosa-dosa mereka. Mereka dibiarkan menderita selama 70 tahun dan bangsa-bangsa memandang mereka rendah.
Namun, Tuhan Allah adalah Tuhan yang maha baik, maha kuasa, maha kasih dan maha setia. Dia tetap setia pada janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya. Dia tak akan pernah mengingkari itu. Sekali pun terkadang Dia murka dan menghukum mereka dengan keras, tetapi itu semua adalah bagian dari “grand design” – rencana besar Allah.
Tuhan berkata, “Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar, Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih seti abadi Aku telah mengasihani engkau,” Firman Tuhan, Penebusmu (Yes. 54: 7,8).
Kasih setia Allah adalah abadi bagi Abraham dan keturunannya. Kini dalam bagian pemberitaan tentang pemulihan umat Tuhan dan rencana pembangunan Yerusalem kembali, Tuhan Allah menyampaikan pesan melalui hamba-Nya bahwa Allah sendiri akan bertindak. Dia sendiri akan menjemput mereka dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari semua negeri dan membawa mereka ke tanah perjanjian.
Dengan tegas dinyatakan, bahwa Allah melakukan ini, bukan karena mereka. Artinya, bukan karena kebaikan mereka, bukan karena kesetiaan dan ketaatan mereka, bukan karena persembahan mereka, tetapi karena nama-Nya. Allah sendiri akan bertindak untuk memulihkan Yehuda dan mengembalikan umat-Nya seperti sedia kala, sesuai dengan rencana dan rancangan besar-Nya.
“Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kamu; Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru; Rohku akan kuberikan diam dalam batinmu.” Allah akan membuat mereka bersih dari segala kenajisan dan kecemaran. Selama ini mereka telah berpaling dari Allah dan membiarkan diri mereka tercemar oleh berhala dan kepercayaan yang menyimpang dari iman nenek moyang mereka. Tetapi karena kasih setia Allah, Dia sudi mentahirkan mereka.
Tuhan akan memberikan hati yang baru. Hati yang baru adalah hati yang lemah lembut dan mau untuk diperbaharui. Bukan hati yang membatu dan tegar tengkuk. Umat yang dipulihkan adalah umat yang rendah hati dan mau terbuka pada kebenaran Firman Tuhan. Seperti bayi yang haus akan susu yang murni, hati umat yang dikumpulkan dari antara bangsa-bangsa itu adalah yang bersedia datang ke hadapan Tuhan dengan rendah hati dan bersedia dipenuhi oleh Firman Tuhan dan Roh-Nya yang kudus.
Karena itu, hati mereka adalah tempat yang tepat bagi Roh Kudus. Roh kudus tidak ingin dan tidak mungkin berdiam dalam hati yang congkak dan membatu, melainkan dalam hati yang lemah lembut. “Rohku akan kuberikan diam dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku.”
Saudaraku, ini adalah Minggu pertama setelah perayaan kebangkitan Kristus. Kita adalah umat yang bangkit bersama Kristus yang bangkit. Kita adalah umat yang dipilih dan dikumpulkan, bukan karena usaha, kebaikan atau kekudusan kita sendiri, melainkan karena kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus. Benar-benar karena inisiatif dan tindakan Allah sendiri.
Sebagai umat yang ditebus dengan darah dan hidup Kristus yang sangat mahal dan paling berharga, kita sangat berharga di hadapan Tuhan. Karena itu, Tuhan telah memberikan kita anugerah besar yakni hidup baru dalam Kristus. Kita adalah ciptaan baru dalam Kristus. Sebagai ciptaan baru, kita membutuhkan susu murni – Firman Tuhan. Itulah yang memungkinkan kita bertumbuh semakin dewasa di dalam iman.
Dengan kemauan dan kerinduan kita mendengar, membaca dan mendalami Firman Tuhan dengan kemauan dan kesungguhan menghidupinya, niscaya kita akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hidup sesuai dengan ketetapan Allah.
Tuhan memberikan Roh-nya bagi kita. Jika roh Tuhan berdiam di hati kita, maka kita akan dipenuhi dengan sukacita, damai sejahtera, energi dan kekuatan untuk melakukan hal-hal yang baik. Pada akhirnya kita akan menghasilkan buah-buah yang menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan nama-Nya. (*)
Discussion about this post