Khotbah Minggu: Advent II, 04 Desember 2022 ( FIlipi 1: 3-11)
Oleh: Pdt. Dr. Deonal Sinaga (KaDep. Koinonia HKBP)
“Menyongsong Kristus …!” Sahabat yang baik hati, selamat hari Minggu dan Selamat Advent! Firman Tuhan pada Minggu Advent Kedua hari ini (Flp. 1: 1-11) adalah kabar baik bagi setiap orang percaya, di mana jelas dinyatakan, bahwa esensi kekristenan yang sesungguhnya adalah persekutuan dengan Injil Yesus Kristus. Hidup kudus tak bercacat, hidup dalam kebenaran dan melakukan kehendak Tuhan merupakan tuntutan etis dari menjadi Kristen.
Kita sekarang berada dalam Minggu Advent Kedua. Sesuai dengan nama Minggu Advent, yang berasal dari bahasa Latin ‘Adventus,’ yang berarti kedatangan. Kita sedang berada dalam suasana penantian akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus: baik dalam pengertian kedatangan-Nya yang historis dengan perayaan Natal, maupun dalam pengertian kedatangan-Nya dalam kuasa dan kemuliaan-Nya menjadi hakim atas segalanya.
Pada minggu Advent seperti ini, pertanyaan dan pergumulan utama bagi orang Kristen adalah: Bagaimana saya menantikan atau menyongsong kedatangan-Nya? _“Beha ma panjalongku di Ho o Tuhanki? Beha ma panomungku di Ho o Rajangki? Sondangi ma rohanghu na holom na bodo, ai naeng patupaonhu las ni roham di Ho”_ (BE 39).
Nyanyian legendaris masa Advent yang musiknya digubah oleh Johan Crueger dan lirik oleh Paul Gerhard pada tahun 1653 ini memiliki makna teologis yang sangat dalam akan arti kedatangan Kristus, dan bagaimana orang percaya menyambutnya. Karena itu, Advent bukan hanya sekadar perayaan dalam artian liturgi gerejawi, melainkan lebih utama adalah pemaknaan sikap hidup orang Kristen dalam menyambut Kristus.
Hati yang penuh pujian kepada Tuhan. Melayani dengan segenap hati, sebaik dan sebijak mungkin, sukacita, damai sejahtera, keyakinan, dan hidup dalam pengharapan. Nilai-nilai ini sangat jelas diungkapkan dalam lirik lagu ‘Wir soll ich dich empfangen…Beha ma panjalongku.”
Demikianlah pesan implisit dan eksplisit Rasul Paulus kepada jemaat yang dikasihinya di Filipi melalui suratnya. Benar, bahwa jemaat Filipi sangat dekat di hatinya. Hal itu kelihatan dari isi kitab ini yang menyingkapkan cinta kasih, kedekatan, kerinduan, dan harapannya kepada jemaat ini. ‘Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat kamu.’
Jemaat di Filipi sangat istimewa bagi Paulus. Dia sangat mencintai dan merindukan mereka. Karena itu, perhatiannya sangat besar kepada mereka, termasuk ketika dia terpenjara. Sekali pun mereka berjauhan, namun ikatan batin mereka sangat kuat. Mereka saling melayani satu dengan yang lain, baik dengan cara mengirimkan materi atau pesan melalui orang-orang tertentu atau melalui surat seperti ini.
Salah satu pesan inti Paulus bagi jemaat di Filipi dalam surat ini tertuang dalam nas hari ini, yakni supaya mereka benar-benar memperlengkapi diri selama hidup di dunia ini, hingga menjelang hari Kristus. Dia mengharapkan bahwa mereka tetap: memiliki kasih yang melimpah, memiliki pengetahuan yang benar, hidup kudus dan tak bercacat, penuh buah kebenaran.
Jika pada hari Kristus, mereka didapati hidup dalam kualitas seperti ini, itulah sukacita besar Paulus sebagai hamba Kristus dan bapa rohani mereka. Paulus menginginkan bahwa persekutuan dengan Kristus, tetap menjadi yang pertama dan utama dalam hidup orang Kristen Filipi.
Sesungguhnya, itulah alasan kedekatan Paulus dengan mereka. Paulus tidak ingin satu orang pun dari mereka tergoda atau mau diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran sesat yang membuat mereka menjauh dan menyimpang dari Injil. Dia mengharapkan setiap orang percaya di Filipi tetap taat dan setia kepada Kristus, apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.
Paulus tetap menekankan bahwa Tuhanlah yang menjadi subjek. Dialah yang bekerja di antara mereka. Bukan manusia dan bukan hikmat manusia. “Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (1:6). Dia percaya, bahwa sekali pun banyak tantangan dan ajaran sesat, bahwa jemaat Filipi akan tetap eksis sebagai umat pilihan Tuhan.
Kasih karunia Allah. Pemahaman teologis yang mewarnai pemikiran, hidup dan pelayanan Paulus. Kasih karunia Allah yang dia rasakan. Kasih karunia Allah yang dia bagikan dan sampai kepada jemaat di Filipi. Jika mereka tetap hidup dalam kasih karunia Allah, itu sudah cukup memberikan damai di hati Paulus yang berada jauh dari mereka.
Dalam pandangan Rasul Palus, jelas bahwa menjadi pengikut Kristus memang harus tampil beda, karena keberadaannya sebagai umat kerajaan Allah. Hidup dalam kasih karunia dan menjaga kekudusan diri serta menghasilkan buah-buah kebenaran, dalam pandangan Paulus merupakan bagian integral dari keberadaan seseorang sebagai ahli waris kasih karunia Allah.
Sebagai umat pilihan, kita diharapkan untuk tampil beda: lain dari yang lain. Hal ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan sebagai kesaksian bagi orang lain dan bagi seluruh dunia. Dunia harus melihat bahwa umat ini memang tampil beda, dan itu kelihatan dari kebaikan yang mereka tunjukkan: dalam kasih, kemurahan, kelemahlembutan, penguasaan diri, dan segala sikap dan perbuatan yang memuliakan Tuhan.
Sebaliknya, sikap buruk dan tak terpuji (fitnah, kesombongan, tinggi hati, dan segala kejahatan) itu bukan refleksi dari sikap dan perilaku dalam keluarga Kerajaan Tuhan. Jika pengikut Kristus melakukan hal-hal yang itu, maka itu secara otomatis akan menghina Nama Tuhan. Karena itu, sikap dan perilaku demikian harus dibuang dan dijauhkan oleh setiap pengikut Kristus.
Dalam Minggu Advent II ini kita diingatkan akan pentingnya menyadari eksistensi istimewa yang kita miliki sebagai umat pilihan, yakni dengan menampilkan kualitas-kualitas terbaik yang menjadikan kita mampu tampil tangguh dan percaya diri: kuat, elastis, dan tahan uji.
Setiap pengikut Kristus diharapkan menampilkan sikap dan perbuatan unggul dan teruji. Jika itu yang terjadi, maka dunia tidak akan mendapatkan sesuatu cela dan keburukan dalam diri warga Kerajaan Tuhan itu, sebaliknya dunia akan menyaksikan hal-hal yang hebat dan mengagumkan dalam kesaksian orang Kristen. Mereka akan memuliakan Tuhan. Dunia ini juga akan terberkati.
_Dear friends, wherever you are and whatever you do, I wish you all the best at the Second Sunday of Advent. We live in hope of the amazing grace that saves us and grant us eternal life! We are waiting for the coming of our Saviour! Therefor be blessed and smile!
Discussion about this post