SIANTAR – MEDIAMASIP
Data terbaru dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Pematangsiantar menunjukkan adanya deflasi di beberapa wilayah pada bulan Juli 2024. Namun, salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan inflasi di Kota Pematangsiantar adalah kenaikan harga tuak, Jumat (2/8/2024)
Menurut laporan inflasi terbaru, Kota Pematangsiantar mengalami deflasi sebesar -0,31% (mtm), 2,37% (yoy), dan 1,37% (ytd). Sementara itu, Kabupaten Labuhanbatu mencatat deflasi -1,00% (mtm), 1,22% (yoy), dan 1,41% (ytd). Di tingkat nasional, deflasi tercatat -0,18% (mtm), 2,13% (yoy), dan 0,89% (ytd).
Meskipun Kota Pematangsiantar mengalami deflasi secara keseluruhan, harga tuak yang mengalami kenaikan memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi lokal. Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi termasuk sigaret kretek mesin, beras, biaya SMP, dan biaya SD.
Di sisi lain, deflasi terbesar di Kota Pematangsiantar disebabkan oleh penurunan harga bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, tomat, dan jeruk. Di Kabupaten Labuhanbatu, penurunan harga terbesar terjadi pada cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan ikan lele.
Untuk menghadapi potensi kenaikan harga di Semester II 2024, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah melaksanakan berbagai langkah seperti pasar murah, kerja sama antar daerah (KAD), rapat koordinasi, serta gerakan tanam. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga dan mengatasi fluktuasi pasar.(PS)
Discussion about this post