SIANTAR – MEDIAMASIP
Saat ini, ratusan proyek yang bersumber dari APBD 2022 sudah mulai dikerjakan oleh kontraktor dan hampir serentak dikerjakan dari masing masing OPD seperti dari Dinas Tarukim, PUPR, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran.
Namun hasil dan kualitas dari ratusan proyek tersebut disansikan alias amburadul sebab tingginya curah hujan.
Yang lebih parahnya menurut warga pengawas dari dinas tidak pernah melihat pekerjaan sehingga terkesan ada pembiaran alias menunggu ada laporan dari masyarakat.
Hal ini hasil Pantauan, Kamis (1/12) pada pekerjaan pasangan tembok penahan dengan dana Rp 189 juta dari Dinas PUPT di Daerah Kecamatan Siantar Marimbun Kelurahan Tong Marimbun dan pekerjaan saluran irigasi dimana para buruh bangunan mengeluh karena seringnya hujan datang tidak peduli waktu pagi ataupun sore sehingga mereka mengeluh atas pelaksanaan pekerjaan apalagi untuk pasangan batu dimana air sering meluap ke pasangan hingga membuat pasangan roboh,” Gimanalah bang tiap hari hujan pasangan kami pun sering tumbang dihantam air,” ujar salah seorang Buruh Bangunan.
Sedangkan di Jalan Bahkora proyek pengerjaan irigasi terlihat asal jadi. Pasalnya pasangan batu tidak dikorek untuk pondasi dan ditempel pada lantai bangunan lama. Selain itu tinggi tembok yang sedang dikerjakan lebih rendah dari jalan sehingga dikuatirkan bahu jalan akan habis alias erosi,”Kita bingung planknya juga tidak ada jadi kita tidak tau ini proyek apa,”ujar salah seorang warga yang melinta seraya mengatakan pengawasan dari dinas tidak ada karena tidak pernah dilhatnya datang ke lokasi.
Sementara salah seorang warga petani yang mengaku bermarga Tambunan mengatakan dilokasi Kampung Tambunan ada 4 paket pelaksanaan pekerjaan antara lain pekerjaan drainase dari Dinas PUPR dana Rp.199 juta, Dinas Ketahanan Pangan dana Rp148 juta kemudian pasangan parit dari Dinas PUPR tapi dialokasikan di saluran tersier,” Barangkali alokasi bangunan ini tidak tepat sasaran karena kulihat tidak ada manfaat bangunan itu,” ujarnya.
Ditambahkan, pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknik dimana ukuran pasangan dan pondasi kerap kali tidak sesuai,”Masa Pasangan batu padas 1 meter pondasi 20 Cm apalagi jarang pakai Bouplank hingga pekerjaan acak-acakan dan tidak pernah ada nampak gambar konstruksinya,” ujarnya kesal.(tohap)
Discussion about this post