MEDAN – MEDIAMASIP
PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) Mengusung visi “Good for Community, Country, Climate, Customer and Company”, serta berkomitmen untuk memaksimalkan pengembalian kepada pemangku kepentingan dan berkontribusi kepada pembangunan sosial dan ekonomi di daerah.
TPL adalah pabrik manufaktur pulp yang mengelola 5 area konsesi yang terletak di Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, serta memiliki konsesi di 12 kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara.
Saat Workshop bersama para Jurnalis di Medan, Jumat (20/1/2023) Anwar Lawden sebagai Direktur TPL menyampaikan, dimana hutan Tanaman Industri merupakan hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan prinsip pemanfaatan yang
optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alamiah serta dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam pengusahaannya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Pembangunan HTI tersebut tidak semata-mata ditujukan untuk mendukung industri hasil hutan, melainkan sekaligus juga bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup melalui konservasi hutan,Ujar Lawden.
Untuk itu agar pembangunan HTI memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan wilayah maka dalam pelaksanaannya perlu mengikutsertakan masyarakat sekitar hutan dan bilamana di dalam rencana pembangunan HTI terdapat hak-hak masyarakat, maka hak-hak tersebut diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,”Ujarnya.
Untuk itu, sejumlah kebijakan dan komitmen TPL wajib hukumnya meliputi perlindungan dan konservasi hutan dengan mendukung konservasi inisiatif, konservasi keanekaragaman dan karbon.
Kawasan lindung di konsesi TPL dialokasikan terutama untuk mempertahankan kawasan konservasi bernilai tinggi.
Lawden menegaskan, pelestarian kawasan hutan juga menjadi perhatian khusus TPL dengan berbagai usaha dilakukan seperti, penerapan kawasan lindung dan kawasan pelestarian plasma nutfah yang ditujukan untuk menjaga kelestarian hutan.
Wilayah sempadan sungai menjadi bagian dari kawasan lindung pada konsesi TPL bersama greenbelt atau lingkar hijau dan kawasan pelestarian plasma nutfah (KPPN) sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah.
TPL memastikan tidak ada aktivitas pada minimal 50 meter dari aliran sungai dan ini menjadi salah satu indikasi keberhasilan perusahaan dalam menjaga sempadan sungai, yakni terjaganya ketersediaan air bersih.
Hal lain adalah dalam keanekaragaman hayati, TPL memastikan kelangsungan hidup spesies flora dan fauna yang terancam punah dan dilindungi serta ekosistem alami tetap menjadi prioritas utama sebagai bagian dari tujuan keberlanjutan TPL. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena beberapa operasi TPL terletak di daerah yang dekat dengan nilai keanekaragaman hayati yang tinggi.
Pengelolaan Konservasi Spesies dan Habitat telah dilakukan oleh TPL untuk mengelola dan melestarikan satwa langka. Beberapa upaya tersebut adalah, penanaman kembali (rehabilitasi), pembuatan papan nama untuk kawasan lindung dan satwa liar, vegetasi yang dilindungi, dan membuat batas untuk ekosistem gambut yang dilindungi.
TPL Berkomitmen untuk mengelola hutan tanaman yang menjamin sumber bahan baku secara jangka panjang dan berkelanjutan, menggunakan sumber daya seperti energi dan air secara efisien.
Program 3R (Reduce/ Mengurangi, Reuse/ Menggunakan kembali dan Recycle/ Mendaur ulang) dan menyempurnakan kinerja lingkungan secara berkesinambungan melalui penerapan tindakan yang memadai dalam pencegahan dan minimasi polusi udara, air dan tanah serta beban pencemar air limbah dan juga berkomitmen mendapat pekerja yang terlatih, terampil dan motivasi tinggi.
Mendukung masyarakat lokal dengan program CSR dan Kemitraan secara proaktif terutama pengembangan bisnis kewirausahaan desa, sistem pertanian, meningkatkan infrastuktur bagi masyarakat dan mengembangkan dunia pendidikan.
TPL meyakini bahwa keberlanjutan adalah tentang membawa dampak positif dari semua yang dilakukan. Keyakinan ini menjadi tanggung jawab sosial perusahaan dengan menyalurkan nilai 1% dari penjualan melalui CD/CSR kepada masyarakat disekitar operasional perusahaan.
Perusahaan melakukan kemitraan 80% dengan masyarakat setempat untuk memenuhi sebagian kebutuhan yang menunjang operasional perusahaan.
Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, TPL dalam pelaksanaan operasionalnya di 12 kabupaten/kota didukung diperlukan juga dukungan dari media massa dan rekan pers agar pesan serta informasi mengenai perusahaan dapat disampaikan dan juga menciptakan pemahaman bagi masyarakat.
Penyebaran informasi melalui media massa dan media online pada era sekarang menjadi modal utama khususnya bagi perusahaan untuk menyebarkan informasi. Kekuatan media online yang begitu besar memiliki andil dalam kehidupan nyata masyarakat dan media online juga menjadi sangat berpengaruh bagi paradigma kehidupan masyarakat sehingga memiliki posisi penting.
Untuk dapat mengakomodasi tujuan di atas, pada tahun 2023 salah satu kegiatan yang penting dilakukan TPL adalah membuat workshop dengan tema “Industri HTI Bagi Kebangkitan Ekonomi”. Hal ini dirasakan penting agar memberikan informasi bagi para rekan media tentang Hutan Tanaman Industri (HTI), pengelolaan pulp dan hasil dari pulp menjadi berbagai hasil produksi yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat.
Melalui workshop ini, diharapkan mampu membuka paradigma baru dan informasi mendalam kepada rekan media terkait pentingnya industri HTI untuk peningkatan ekonomi dan dari workshop ini diharapkan akan muncul ide-ide dan rekomendasi konkrit untuk diaplikasikan dalam pemberitaan kepada khalayak.
( Effendy Bakkara )
Editor: Tohap Manurung,SH
Discussion about this post