SIANTAR – MEDIAMASIP
Walikota Pematang Siantar Susanti Dewayani menghimbau agar siswa-siswi SLTA/Sederajat di Kota Pematang Siantar untuk merespon dan memanfaatkan kegiatan Sosialisasi Komunikasi Informasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kebencanaan.
Hal tersebut disampaikan walikota saat menyampaikan sambutannya dalam acara Sosialisasi KIE Kebencanaan bagi Siswa SLTA/Sederajat Kota Pematang Siantar Tahun 2023, di SMK Negeri 1, Kamis Jalan Bali Kecamatan Siantar Utara Kota Pematang Siantar Sumatera Utara, (09/03/2023) pagi.
Dikatakannya, siswa-siswi SLTA/Sederajat dipilih untuk mengikuti kegiatan tersebut karena dinilai telah mampu untuk menyerap ilmu baru dan bisa dikontribusikan kepada keluarga dan lingkungannya.
Di hadapan ratusan siswi-siswi yang berasal dari sejumlah SLTA/Sederajat di Kota Pematang Siantar, dr Susanti mengatakan para pelajar tersebut merupakan generasi penerus, yang akan menjadi para pemimpin di masa yang akan datang.
Walikota Susanti juga menyinggung bonus demografi di tahun 2045 nantinya. Saat 70 persen jumlah penduduk Indonesia merupakan usia produktif .
“Generasi para pelajar yang hadir di sinilah yang nantinya menjadi pemimpin di Indonesia,” sebut alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.
Menurut dr Susanti, para pelajar di Kota Pematang Siantar diharapkan berperan sebagai agen, sekaligus fasilitator dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang pendidikan bencana kepada keluarga dan lingkungannya.
dr Susanti pun mengajak para pelajar yang hadir untuk memanfaatkan dan merespon Sosialisasi KIE Kebencanaan dengan baik.
Dijelaskannya, Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, ditekankan bahwa penanggulangan bencana tidak hanya terpaku pada tahap tanggap darurat/respon. Tetapi juga mencakup tahap pra bencana (kesiapsiagaan) dan pasca bencana (pemulihan).
“Ada tiga tahapan yang harus kita pahami, yakni pra bencana (kesiapsiagaan), bencana, dan pasca bencana,” tutur mantan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar tersebut.
Masih kata dr Susanti, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penanggulangan bencana tersebut. Termasuk siswa/siswi SLTA/Sederajat.
“Dalam hal ini memilih siswa SMA/Sederajat yang dididik, karena para pelajar di tingkat SMA/Sederajat dinilai telah mampu untuk menyerap ilmu baru dan bisa dikontribusikan kepada keluarga dan lingkungannya,” sebut dr Susanti.
dr Susanti mencontohkan bencana angin puting beliung yang terjadi beberapa bulan lalu di Kota Pematang Siantar dan berdampak terhadap 500 kepala keluarga (KK).
“Oleh karena itu diharapkan para pelajar nantinya mampu menjadi agen dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang pendidikan bencana kepada keluarga dan lingkungannya. Sehingga sosialisasi penanggulangan bencana ini akan dilakukan secara berkelanjutan,” pungkas dr Susanti.
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Kota Pematang Siantar Agustina Sihombing, Kepala SMK Negeri 1 Pematang Siantar diwakili Dra Junna Naibaho, para guru pendamping, dan ratusan pelajar. (*)
Editor: Tohap Manurung,SH
Discussion about this post